Senin, 30 Juli 2012

Pendepartemenan Dalam Organisasi


DASAR PENDEPARTEMENAN
Apa asa pendepartemenan itu?
Asas pendepartemen adalah mengelompokan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan erat kedalam suatu unit kerja (bagian)
            Dasar-dasar departemenan (basic departemenation) ditentukan berdasarkan:
  1. Enterprise function (fungsi-fungsi perusahan)
  2. Management function (fungsi-fungsi manjemen)
  3. Process product (proses produksi)
  4. Product (dasar produk/hasil)
  5. Customer (dasar pasar / langganan)
  6. Territory (dasar wilayah/tempat)

Peter  F. Drucker dan Follet, mengemukakan kelemahan pengelompokan ini, yaitu:
  1. Pengelompokan atas dasar fungsi perusahan lebih mempersulitkan dan membuat prestasi menjadi sulit diukur
  2. Timbul masalah koordinasi pada puncak, yang menurut Follet “benang harus ijalin dengan benang, kita tidak boleh menjalin benang dengan secarik kain tenun yang sudah jadi.

Management Function      
Jika pengelompokan atas dasar fungsi-fungsi manajemen maka departemen (bagian-bagian) yang ada dalam perusahan itu adalah:
  1. Bagian pengembangan (Planing dan organizing)
  2. Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = staffing)
  3.  Pelaksana (operasional = directing)
  4. Audit (pengendalian = controlling)

Proses product
            Jika pengelompokan dilakukan atas produksi / peralatan, misalnya pabrik tekstil maka bagian bagian (unit-unit kerja) yang dalam pabrik tekstil itu, adalah “bagian pemintalan, bagian pertenunan, bagian pencelupan, dan bagian finishing.
Product
            Jika pendepartemenan  didasarkan atas produksi/ hasil maka departemen-departemen (subsistem) yang terdapat dalam perussahan itu tergantung banyaknya jenis produksi/hasilnya.
Kebaikannya:
1.      Perusahan dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kecakapan karyawan, dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengembangkan spesialisasinya.
2.      Peralatan yang diperlukan juga tertentu dan penyimpanannya juga tertentu.
3.      Potensi dan produk mana yang paling menguntungkan dapat dengan mudah diketahui
4.      Manajer mana yang paling efektif dan yang kurang efektif dapat diketahui
5.      Koordinasi atas suatu proyek / produksi lebih mudah dilakukan
Kekurangannya:
1.      Para anggota tim merasa kurang terjamin, karena  walaupun proyek dapat di selesaikan dengan berhasil, mereka selanjutnya mungkin kehilangan pekerjaaan
2.      Ada kecendrungan timbulnya persaingan yang kurang sehat diantara departemen
Customer
            Jika pendepartemenan didasarkan atas costumer (langganan) maka bagian-bagian yang terdapat dalam perusahan itu sesuai dengan barang-barang yang dijual.
Kebaikannya:
1.      Memudahkan konsumen untuk mencari barang-barang yang akan dibelinya
2.      Memudahkan administrasi, dan persediaan cepat diketahui
3.      Mudah mengetahui barang-barang yang paling laku dan paling menguntungkan
4.      Mudah mengetahui manajer yang paling berhasil
Keburukannya:
1.      Pengetahuan karyawan pada bidang-bidang lainnya tidak berkembang
2.      Pekerjaan sangat membosankan para karyawan
Territory
            Jika pendepartemenan (pengelompokan kerja) didasarkan atas dasar territory/wilayah maka departemen (unit-unit kerja) yang ada dalam organisasi perusahaan itu sesuai dengan daerah operasinya. Pendepartemenan organisasi menurut wilayah memberikan peluang pada pengumpulan dan penyampaian informasi yang lebih cepat, sehingga mampu memberikan reaksi yang cepat dan tepat terhadap masalah-masalah setempat.
Time
            Pendepartemenan yang didasadrkan atas time/waktu maka dalam organisasi perusahan itu terdapat bagian-bagian/pegelompokan berdasarkan waktu/shift kerja. Misalnya : perusahan pabrik yang bekerja selama 24 jam maka bagian/kelompok kerja dibagi atas “shift pagi, shift siang, shift malam”
Simple Number
            Pengelompokan atas simple number maka dalam organisasi perusahan itu terdapat “kelompok/regu satu, regu dua, dan regu tiga. Penentuan jumlah kelompok regu satu nomor 1 s.d 50; regu dua 51 s.d 100, dan  regu tiga 101 s.d 150, jadi setiap kelompok/regu kerja terdiri dari 50 orang yang dipimpin oleh seorang mandor.
            Semakin sulit dan besarnya resiko pekerjaan  maka anggota setiap kelompok kerja akan semakin sedikit dan sebaliknya. Hal ini disebabkan masalah pengarahan dan pengendalian yang dibutuhkan.
Matriks
            Ini adalah salah satu konsep baru dalam bidang organisasi, yang bukan saja terjadi pendepartemenan dengan suatu dasar teknis yang sangat mendalami tetapi juga berdasarkan dasar manajemen. Supervisi bersifat dualistis yakni supervise teknis dari pimpinan teknis dan supervise administrative
            Konsep ini menggunakan sebuah bentuk matriks. Misalnya: dalam organisasi terdapat lima kelompok, yaitu kelompok A, B, C, D, dan E yang masing-masing mewakili 5 macam skill teknis yang berbeda. Setiap kesatuan teknis mempunyai seorang pemimpin yang mempunyai bawahan manajer bidang service teknis.
            Secara simultan dan menyilang service-serrvice teknis tersebut terdapat kelompok-kelompok administrative yang terdiri dari teknisi dari berbagai kelompok teknis tersebut