DASAR PENDEPARTEMENAN
Apa
asa pendepartemenan itu?
Asas
pendepartemen adalah mengelompokan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan
erat kedalam suatu unit kerja (bagian)
Dasar-dasar departemenan (basic
departemenation) ditentukan berdasarkan:
- Enterprise function (fungsi-fungsi perusahan)
- Management function (fungsi-fungsi manjemen)
- Process product (proses produksi)
- Product (dasar produk/hasil)
- Customer (dasar pasar / langganan)
- Territory (dasar wilayah/tempat)
Peter F. Drucker dan Follet, mengemukakan kelemahan
pengelompokan ini, yaitu:
- Pengelompokan atas dasar fungsi perusahan lebih mempersulitkan dan membuat prestasi menjadi sulit diukur
- Timbul masalah koordinasi pada puncak, yang menurut Follet “benang harus ijalin dengan benang, kita tidak boleh menjalin benang dengan secarik kain tenun yang sudah jadi.
Management
Function
Jika
pengelompokan atas dasar fungsi-fungsi manajemen maka departemen
(bagian-bagian) yang ada dalam perusahan itu adalah:
- Bagian pengembangan (Planing dan organizing)
- Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = staffing)
- Pelaksana (operasional = directing)
- Audit (pengendalian = controlling)
Proses product
Jika pengelompokan dilakukan atas
produksi / peralatan, misalnya pabrik tekstil maka bagian bagian (unit-unit
kerja) yang dalam pabrik tekstil itu, adalah “bagian pemintalan, bagian
pertenunan, bagian pencelupan, dan bagian finishing.
Product
Jika pendepartemenan didasarkan atas produksi/ hasil maka
departemen-departemen (subsistem) yang terdapat dalam perussahan itu tergantung
banyaknya jenis produksi/hasilnya.
Kebaikannya:
1.
Perusahan dapat memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya kecakapan karyawan, dengan memberikan kesempatan pada
mereka untuk mengembangkan spesialisasinya.
2.
Peralatan yang diperlukan juga
tertentu dan penyimpanannya juga tertentu.
3.
Potensi dan produk mana yang
paling menguntungkan dapat dengan mudah diketahui
4.
Manajer mana yang paling efektif
dan yang kurang efektif dapat diketahui
5.
Koordinasi atas suatu proyek /
produksi lebih mudah dilakukan
Kekurangannya:
1.
Para anggota tim merasa kurang
terjamin, karena walaupun proyek dapat
di selesaikan dengan berhasil, mereka selanjutnya mungkin kehilangan pekerjaaan
2.
Ada kecendrungan timbulnya
persaingan yang kurang sehat diantara departemen
Customer
Jika pendepartemenan
didasarkan atas costumer (langganan)
maka bagian-bagian yang terdapat dalam perusahan itu sesuai dengan
barang-barang yang dijual.
Kebaikannya:
1.
Memudahkan konsumen untuk mencari
barang-barang yang akan dibelinya
2.
Memudahkan administrasi, dan
persediaan cepat diketahui
3.
Mudah mengetahui barang-barang
yang paling laku dan paling menguntungkan
4.
Mudah mengetahui manajer yang
paling berhasil
Keburukannya:
1.
Pengetahuan karyawan pada
bidang-bidang lainnya tidak berkembang
2.
Pekerjaan sangat membosankan para
karyawan
Territory
Jika pendepartemenan (pengelompokan
kerja) didasarkan atas dasar territory/wilayah maka departemen (unit-unit
kerja) yang ada dalam organisasi perusahaan itu sesuai dengan daerah
operasinya. Pendepartemenan organisasi menurut wilayah memberikan peluang pada
pengumpulan dan penyampaian informasi yang lebih cepat, sehingga mampu
memberikan reaksi yang cepat dan tepat terhadap masalah-masalah setempat.
Time
Pendepartemenan yang
didasadrkan atas time/waktu maka
dalam organisasi perusahan itu terdapat bagian-bagian/pegelompokan berdasarkan
waktu/shift kerja. Misalnya :
perusahan pabrik yang bekerja selama 24 jam maka bagian/kelompok kerja dibagi
atas “shift pagi, shift siang, shift malam”
Simple Number
Pengelompokan atas simple number
maka dalam organisasi perusahan itu terdapat “kelompok/regu satu, regu dua, dan
regu tiga. Penentuan jumlah kelompok regu satu nomor 1 s.d 50; regu dua 51 s.d
100, dan regu tiga 101 s.d 150, jadi
setiap kelompok/regu kerja terdiri dari 50 orang yang dipimpin oleh seorang mandor.
Semakin sulit dan besarnya resiko
pekerjaan maka anggota setiap kelompok
kerja akan semakin sedikit dan sebaliknya. Hal ini disebabkan masalah
pengarahan dan pengendalian yang dibutuhkan.
Matriks
Ini adalah salah satu
konsep baru dalam bidang organisasi, yang bukan saja terjadi pendepartemenan
dengan suatu dasar teknis yang sangat mendalami tetapi juga berdasarkan dasar
manajemen. Supervisi bersifat dualistis yakni supervise teknis dari pimpinan
teknis dan supervise administrative
Konsep ini menggunakan sebuah bentuk
matriks. Misalnya: dalam organisasi terdapat lima kelompok, yaitu kelompok A,
B, C, D, dan E yang masing-masing mewakili 5 macam skill teknis yang berbeda.
Setiap kesatuan teknis mempunyai seorang pemimpin yang mempunyai bawahan
manajer bidang service teknis.
Secara simultan dan menyilang
service-serrvice teknis tersebut terdapat kelompok-kelompok administrative yang
terdiri dari teknisi dari berbagai kelompok teknis tersebut